Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

PUISI RINDU KARYA FADLI ZON

 Rindu Karya : Fadli Zon Kadang, Aku seperti ombak merindukan pantai Berayun di atas gelombang menggapai dermaga menyusupi pori-pori pasir menghilang ke bumi tabir Dan mudik ke rumah samudra  Kadang, Aku seperti matahari Membijar pagi menerangi Dan pudar bersama senja Kadang, Aku seperti angin Meraba ke segala ruang Mendekap seluruh dingin Kadang , Aku seperti apa adanya Setia kepada ritme masa Menonton pergeseran budaya Aku punya cinta Aku peluk ketakutan  Aku jaga harapan Ingin kubagi cinta  Kutaklukkan ketakutan  Kumekarkan mawar harapan  Dan kulengkapi semua bagian cerita  Hanya untuk mu

PUISI 1943 KARYA CHAIRIL ANWAR

 1943 Karya : Chairil Anwar  Racun berada di reguk pertama Membusuk rabu terasa di dada Tenggelam darah dalam nanah Malam kelam-membelam Jalan kaku-lurus. Putus Candu. Tumbang Tanganku menadah patah Luluh Terbenam Hilang Lumpuh. Lahir Tegak Berderak Rubuh Runtuh Mengaum, mengguruh Menentang, menyerang Kuning Merah Hitam Kering Tandas Rata Rata Rata Dunia Kau Aku Terpaku.

PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Doa Karya : Chairil Anwar Doa  Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh CayaMu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintuMu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling

PUISI SUARA MALAM KARYA CHAIRIL ANWAR

Suara Malam Karya : Chairil Anwar Dunia badai dan topan Manusia mengingatkan "Kebakaran di Hutan" Jadi ke mana Untuk damai dan reda? Mati. Barang kali ini diam kaku saja Dengan ketenangan selama bersatu Mengatasi suka dan duka Kekebalan terhadap debu dan nafsu. Berbaring tak sedar Seperti kapal pecah di dasar lautan Jemu dipukul ombak besar. Atau ini. Peleburan dalam Tiada Dan sekali akan menghadap cahaya. Ya Allah! Badanku terbakar - segala samar. Aku sudah melewati batas. Kembali? Pintu tertutup dengan keras.

PUISI POST SCRIPTUM KARYA TEGUH ESHA

 Post Scriptum Karya : Teguh Esha Apa yang mereka tahu tentang kesedihan, Kekasihku.... Bukan rasa sedih yang mereka rasai Tapi sedihku yang tidak bisa mereka pahami Apa yang mereka tahu tentang kesepian, Sesayangku.... Bukan rasa sepi yang mereka tuliskan Tapi sepiku yang tak terprosakan.... Apa yang mereka tahu tentang kerinduan? Cecintaku.... Bukan rindu yang biasa mereka rasai Tapi rinduku menulis prosa jalanan yang indah untukmu, yang SATU

PUISI KEPADA CINTA KARYA KEN ZURAIDA

 Kepada Cinta Karya : Ken Zuraida Kepada cinta Kepada cinta aku bertanya Mengapa benci marak disini Kepada doa aku bertanya Mengapa dusta laris disini Kepada berita aku bertanya Mengapa fakta dikhianati Kepada sastra aku bercerita Tentang kata kata yang berubah arti cinta berbisik kepada sunyi Banyak orang gelap nurani Doa berpesan kepada sepi Banyak orang berlagak suci Berita diam tak berbunyi Tanpa fakta ia pun mati Sastra pancarkan kisah-kisah berani Seorang penyair dan indahnya misi

PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

Aku Karya : Chairil Anwar Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang‘kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi.

PUISI INI 'SAYA' BUKAN AKU KARYA ALICIAANDF

 Ini 'Saya', Bukan 'Aku'. Karya : Aliciaandf Perkenalkan, ini 'saya', bukan 'aku'. Dengan sakit kronis. Sebab terkena tikaman tak kasat mata yang merangkul lalu menusuk. Dengan telinga menuli, mata memejam, dan hati lebam-lebam.  Mengapa? Saya yang berdarah, dia yang kamu rawat dengan cinta. Baik. Tahun-tahun saya dan kamu sudah usang, hancur bahkan. Kamu baik-baik saja selama itu.  Tapi entah kenapa, dimata ini penghianatan selalu menjijikan. Sengaja puisi ini tertulis 'saya'.  Karena 'aku' terlalu akrab dengan kita yang terlanjur asing.

PUISI INI 'SAYA'BUKAN 'AKU' KARYA ALICIAANDF

 Ini 'Saya', Bukan 'Aku'. karya : aliciaandf Perkenalkan, ini 'saya', bukan 'aku'. Dengan sakit kronis. Sebab terkena tikaman tak kasat mata yang merangkul lalu menusuk. Dengan telinga menuli, mata memejam, dan hati lebam-lebam.  Mengapa? Saya yang berdarah, dia yang kamu rawat dengan cinta. Baik. Tahun-tahun saya dan kamu sudah usang, hancur bahkan. Kamu baik-baik saja selama itu.  Tapi entah kenapa, dimata ini penghianatan selalu menjijikan. Sengaja puisi ini tertulis 'saya'.  Karena 'aku' terlalu akrab dengan kita yang terlanjur asing.